Linikaltim.id. SAMARINDA. Ratusan mahasiswa gabungan berbagai universitas kembali menggeruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim). Tuntutan mereka masih sama seperti aksi #indonesiagelap seminggu lalu. Namun ada beberapa tambahan tuntutan seputar isu daerah.

Kali ini Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis keluar pagar gedung untuk menemui massa aksi.
Perempuan yang akrab disapa Mba Nanda itu mengatakan, menerima kajian-kajian dari para mahasiswa. Nanda menyebut akan meneruskan aspirasi itu sesuai kewenangannya. Termasuk mengusahakan untuk berdiskusi bersama Gubernur Kaltim terpilih, Rudy Mas`ud.
Tuntutan tambahan unjuk rasa kali ini yaitu dugaan berbagai macam permasalahan dalam rehabilitasi gedung DPRD Kaltim. Rehabilitasi menelan anggaran Rp55 miliar pada 2024 lalu. Aliansi Mahasiswa Peduli Lingkungan (AMPL) Kaltim menilai, proyek tersebut tak kunjung kelar.
Mereka kecewa dengan peran Komisi III DPRD Kaltim yang acuh dengan ‘rumahnya sendiri’. Bahkan mahasiswa menilai sudah sepatutnya pemerintah memasukkan kontraktor tersebut ke dalam daftar hitam.
Mahasiswa juga mendesak Komisi II untuk memanggil manajemen PT Bara Kaltim Sejahtera (BKS). Sehingga ada penjelasan soal kontribusinya terhadap PAD. Yang mana kepemilikan saham 20 persen PT BKS pada PT Mahakam Sumber Jaya.
Selain itu, mahasiswa meminta kejelasan tindak lanjut Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim yang belum menahan tersangka eks Direktur Utama PT BKS.
Sedangkan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Samarinda mengkritisi tentang aktivitas bongkar muat barang oleh sebuah perusahaan migas di Kelurahan Buluminung, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Menurut temuan mereka, aktivitas tersebut illegal dan perlu ditelusuri oleh ekskutif dan legislatif. (*)






