Linikaltim.id. TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis desa melalui pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa atau Kelurahan Merah Putih.
Kebijakan tersebut menjadi fokus utama dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Ketahanan Pangan di Desa dan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kukar, H. Sunggono, di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong, Jumat (24/10/2025).
Dalam sambutan Bupati Kukar yang dibacakan oleh Sunggono, disebutkan bahwa kebijakan ketahanan pangan desa sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, antara lain mewujudkan Desa Tanpa Kemiskinan, Desa Tanpa Kelaparan, serta Desa Sehat dan Sejahtera.
“Tujuan dari program ketahanan pangan desa adalah meningkatkan ketersediaan pangan, memperluas keterjangkauan bagi masyarakat desa, dan mendorong konsumsi pangan yang beragam, bergizi, aman, serta berbasis potensi lokal,” ujar Sunggono.
Ia menegaskan, kegiatan Bimtek ini diharapkan tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga meningkatkan kapasitas aparatur desa dalam mempercepat pencapaian target ketahanan pangan dan penguatan koperasi di tingkat desa.
Lebih lanjut, Sunggono menjelaskan bahwa pembentukan Koperasi Desa Merah Putih menjadi salah satu strategi nasional untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa melalui swasembada pangan berkelanjutan.
“Alhamdulillah, di Kabupaten Kutai Kartanegara seluruh desa dan kelurahan telah membentuk koperasi Merah Putih. Namun, yang tak kalah penting adalah membangun sinergi antara BUMDes dan koperasi desa agar keduanya dapat saling melengkapi dan memperkuat pembangunan desa,” kata Sunggono.
Ia mengingatkan agar tidak terjadi persaingan tidak sehat antara dua lembaga ekonomi desa tersebut. Menurutnya, kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci dalam mempercepat program ketahanan pangan desa.
Dalam kesempatan itu, Sunggono juga menegaskan bahwa sektor pertanian menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan daerah. Transformasi ekonomi Kukar diarahkan dari ketergantungan pada sumber daya alam tidak terbarukan seperti minyak, gas, dan batu bara menuju sektor ekonomi berbasis sumber daya terbarukan.
“Kukar telah lama dikenal sebagai lumbung pangan Kalimantan Timur. Kontribusinya terhadap penyediaan pangan, terutama beras, sangat signifikan bagi provinsi ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk mewujudkan visi “Kukar Idaman Terbaik”, pemerintah daerah tidak dapat bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak melalui pendekatan penta helix, yang melibatkan unsur pemerintah, TNI-Polri, perguruan tinggi, swasta, lembaga nonpemerintah, dan media.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menjelaskan bahwa kegiatan Bimtek tersebut berlangsung selama tiga hari. Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi instruksi pemerintah pusat untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa.
“Peserta Bimtek terdiri dari perangkat desa, BPD, pengurus BUMDes, dan koperasi desa. Tujuannya agar program nasional ini tersosialisasi dan terlaksana dengan baik hingga ke tingkat desa,” kata Arianto.
Ia menambahkan, pelatihan ini juga menjadi sarana penyamaan persepsi antara pemerintah daerah dan desa dalam mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih sebagai model kolaborasi ekonomi desa.
“Beberapa BUMDes dan koperasi di Kukar sudah menjalin kemitraan dengan pihak swasta, seperti MBG (Makanan Bergizi Indonesia), untuk memperkuat rantai pasok bahan pangan lokal. Misalnya di Kecamatan Anggana, Koperasi Desa Merah Putih Sidomulyo sudah mulai memasok bahan baku setelah groundbreaking pembangunan gedung koperasi,” ujarnya. (Adv/DPMD Kukar)






