Batu Ampar Loa Raya Kukar Jadi Percontohan Ekowisata Edukatif

SANGAT BERPOTENSI: Kawasan Batu Ampar di Desa Loa Raya, Kukar, menjadi salah satu edukasi wisata yang juga jadi tempat pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan. (Ist)
SANGAT BERPOTENSI: Kawasan Batu Ampar di Desa Loa Raya, Kukar, menjadi salah satu edukasi wisata yang juga jadi tempat pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan. (Ist)

Linikaltim.id. KUTAI KARTANEGARA. Wisata Batu Ampar di Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, kini menjadi magnet baru bagi warga Kutai Kartanegara.

Tidak hanya menawarkan panorama alam berupa tebing batu dan pepohonan lebat, kawasan tersebut juga dirancang sebagai ruang edukasi tentang konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Loa Raya Martin mengatakan, sejak dibuka pada 2022, Batu Ampar hadir bukan sekadar tempat rekreasi, tetapi juga wadah pembelajaran. “Tujuan kami bukan sekadar menghadirkan tempat swafoto, tetapi menjadikan Batu Ampar sebagai ruang belajar bersama, tentang konservasi lingkungan, ekonomi sirkular, dan penguatan komunitas,” ungkapnya.

Sejak awal pengelolaan, kawasan yang kini menjadi pusat wisata itu melibatkan warga, mulai tahap perencanaan hingga operasional harian. Konsep wisata produktif sekaligus ramah lingkungan menjadi landasan agar masyarakat ikut merasakan manfaatnya.

“Konsep wisata Batu Ampar berawal dari kebutuhan warga untuk wisata yang produktif, sekaligus ramah lingkungan dan cocok untuk wisata keluarga,” katanya.

Saat ini, warga mulai mengembangkan homestay, produk olahan herbal, hingga paket edukasi lingkungan bagi sekolah maupun komunitas.

Ke depan, desa juga merancang kebun konservasi tanaman obat khas Kutai, serta praktik pertanian ramah lingkungan.

Apresiasi datang dari Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto. Menurutnya, Batu Ampar menjadi contoh ekowisata berbasis komunitas yang patut ditiru. “Kalau biasanya desa menunggu program datang dari atas, Loa Raya justru bergerak dari bawah. Itu menarik, karena bukan sekadar action wisata, tapi ada muatan pemberdayaan dan pelestarian,” timpal Arianto.

Dispar Kukar berencana mendukung pengembangan Batu Ampar melalui pelatihan pemandu lokal, strategi branding digital, hingga penyusunan standar layanan wisata berbasis edukasi. Bahkan, Batu Ampar diusulkan masuk destinasi prioritas berbasis komunitas tahun 2026.

“Batu Ampar bisa jadi destinasi unggulan bukan karena besar, tapi karena otentik dan mengedukasi. Ini yang dibutuhkan wisatawan hari ini, bukan hanya hiburan, tapi juga makna,” tutup Arianto. (adv/diskominfokukar)

Pos terkait