Linikaltim.id. SAMARINDA. Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Riska Wahyuningsih, menegaskan pentingnya peran perempuan untuk lebih mandiri dan berdaya di tengah masih adanya stigma patriarki dalam masyarakat.
Hal itu disampaikannya, menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan angka pengangguran terbuka (TPT) perempuan masih lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan data BPS Samarinda, tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 tercatat sebesar 6,97 persen untuk perempuan dan 5,01 persen untuk laki-laki. Jumlah angkatan kerja perempuan mencapai 162.626 orang, sementara laki-laki lebih tinggi yakni 272.195 orang.
Menurut Riska, meski tren pengangguran di Samarinda cenderung menurun, persoalan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan masih terasa. Hal ini dipengaruhi oleh budaya yang menganggap perempuan tidak wajib bekerja setelah berumah tangga.
“Stigma itu memang masih ada. Tapi kenyataannya, banyak perempuan di Samarinda yang aktif bekerja, hanya saja sebagian besar bergerak di sektor pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, atau pekerjaan paruh waktu,” jelas politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Riska, yang juga sebagai Sekretaris PKK Samarinda, mengatakan bahwa banyak kader perempuan sebenarnya sudah mandiri. Namun, peluang kerja yang sesuai dengan minat dan kualifikasi mereka masih terbatas.
“Kalau perempuan belum bekerja, bukan karena mereka tidak mau. Lebih karena mereka belum menemukan peluang usaha atau pekerjaan yang tepat. Jadi saya kurang sepakat kalau dikatakan perempuan penyumbang terbesar dalam angka pengangguran,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya perempuan berperan aktif dalam organisasi kemasyarakatan. Dari pengamatannya, mayoritas perempuan di Samarinda cukup aktif dalam kegiatan tersebut.
“Ajakannya sederhana, ayo kita sama-sama aktif membangun Samarinda melalui organisasi, komunitas, maupun kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Karena saya lihat justru perempuan di lapangan jauh lebih aktif dibandingkan laki-laki,” tutup Riska. (adv/dprdsmr)