Linikaltim.id. SAMARINDA. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda mengawal isu serapan tenaga kerja lokal yang dinilai masih minim.
Dikatakan anggota Komisi IV DPRD, Ismail Latisi, ketersediaan lowongan kerja sebenarnya cukup banyak. Namun masih ada tantangan di lapangan, salah satunya minimnya minat generasi muda untuk mengambil peluang.
Penilaiannya ini berdasar pengamatan dari pelaksanaan job fair yang diadakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Samarinda. Walau jumlah lowongan yang ditawarkan cukup besar, serapan pekerja lokal masih belum optimal.
“Banyak lowongan yang kosong, bukan karena tidak ada kesempatan, tetapi karena anak-anak muda kurang tertarik,” kata Ismail, dalam wawancara dengan media ini, beberapa waktu lalu.
Ia juga menilai, ada kecenderungan sebagian generasi Z mencari pekerjaan yang instan, mudah, dan nyaman. Sehingga peluang kerja yang membutuhkan keterampilan teknis atau kedisiplinan tinggi sering diabaikan.
“Pekerjaan tersedia, tapi jangan pilih-pilih. Kalau semua mau kerja yang ringan, cepat, dan enak, tentu sulit. Padahal di lapangan masih banyak lowongan yang menunggu diisi,” tambahnya.
Ismail menyebut, DPRD Samarinda saat ini tengah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Ketenagakerjaan yang salah satunya memuat klausul perlindungan tenaga lokal. Tujuannya agar putra-putri daerah tidak termarjinalkan dalam persaingan dunia kerja.
“Raperda ini penting untuk memastikan tenaga kerja lokal mendapat prioritas. Jangan sampai peluang kerja di daerah justru dinikmati tenaga luar sementara warga kita terpinggirkan,” ujarnya.
Komisi IV DPRD juga studi banding ke daerah lain untuk melihat pola perekrutan tenaga kerja lokal bisa diperkuat.
“Kami di DPRD berkomitmen mendukung serapan tenaga lokal. Tapi di sisi lain, anak-anak muda juga harus menyiapkan diri, meningkatkan kompetensi, dan tidak terlalu selektif dalam memilih pekerjaan,” pungkas Ismail. (adv/dprdsmr)
