Kepala DPMD Kukar Hadiri Sedekah Bumi yang Digelar Warga Kelurahan Bukit Biru, Bentuk Syukur Kepada Sang Pencipta

Kepala DPMD Kukar kenakan batik mengikuti prosesi Sedekah Bumi di Kelurahan Bukit Biru

Linikaltim.id. TENGGARONG – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto menghadiri perayaan Sedekah Bumi yang digelar oleh warga Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong di Panggung Ceria, Kamis 15 Mei 2025 malam.

Sedekah bumi ini dimaknai oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta atas limpahan sumber daya alam yang kaya dimana hasil panen diterima selama setahun. Prosesi sedekah bumi berlangsung meriah dan hikmat.

Bacaan Lainnya

Arianto menyampaikan pemerintah sangat mendukung dengan pelestarian sedekah bumi yang dilaksanakan masyarakat. Ini menjadi potensi lokal sekaligus identitas yang terus dijaga. Apalagi pelaksanaannya dilakukan secara gotong royong. “Budaya gotong royong harus terus dijaga, karena itu kekuatan utama kita,” ujarnya.

Hadir dalam sedekah bumi ini juga dari jajaran Anggota DPRD Kukar Fatlon Nisa, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Camat Tenggarong Sukono, para Ketua RT dan perwakilan masyarakat dari berbagai komunitas.

Dalam kesempatan ini, Arianto juga mengatakan budaya gotong royong terus diperkuat oleh pemerintah di Kukar melalui program bantuan Rp50 juta per RT. Bantuan ini diharapkan bisa menjaga kesinambungan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat.

Sementara itu, Plt Lurah Bukit Biru, Seri Herlinawati menjelaskan dalam tradisi perayaan sedekah bumi  terkandung inklusivitas. Yang tidak terbatas komunitas tertentu, tetapi menjadi warisan budaya bersama yang dirayakan tanpa memandang etnis dan latar belakangnya.

“Inilah keunikan Bukit Biru, kita hidup dalam keberagaman namun satu dalam rasa syukur dan kebersamaan. Sedekah Bumi ini bukan hanya budaya, tapi juga bentuk kearifan lokal yang memperkuat kebersamaan dan nilai gotong royong,” ujarnya.

Dalam acara Sedekah Bumi, dilaksanakan pula penyerahan cinderamata kepada 19 tokoh transmigran yang berperan membuka lahan dan membangun kehidupan di Bukit Biru sejak era 1970-an. Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan masa lalu. Nama-nama kampung seperti Kediri dan Wonogiri di kelurahan ini pun menjadi jejak dari semangat para perintis. (Adv/DPMD Kukar)

Pos terkait