Linikaltim.id. SAMARINDA. Pemerintah Kota Samarinda terus menata sektor perdagangan dengan menciptakan konsep zonasi pasar rakyat. Langkah ini bertujuan memperkuat ekonomi lokal sekaligus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di wilayah kota.
Asisten II Setda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menjelaskan bahwa setiap pasar di Samarinda akan memiliki karakter dan spesialisasi masing-masing.
“Kalau mau belanja emas, baju, kain, atau kosmetik, ke Pasar Pagi. Kalau mau beli sayur dan kebutuhan pokok, di Pasar Segiri. Buah-buahan di Pasar Merdeka. Kuliner nanti kita siapkan di kawasan eks Karang Mumus,” kata Asisten II Setda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, Hotel Bumi Senyiur, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, pembagian fungsi tersebut akan menciptakan sistem ekonomi yang lebih tertata dan saling melengkapi.
“Dengan zonasi seperti ini, masyarakat lebih mudah mencari kebutuhan, sementara pelaku usaha tidak bersaing secara tumpang tindih,” ucapnya.
Selain menata pasar, Pemkot juga memantau stabilitas ekonomi dan inflasi daerah agar tetap terkendali.
“Tugas kami menyeimbangkan ekonomi. Kalau inflasi terlalu tinggi, kita turunkan. Kalau terlalu rendah, kita dorong supaya ekonomi tidak stagnan,” terang Marhabas.
Ia menjelaskan, Pemkot bersama Bank Indonesia dan sejumlah instansi rutin memantau pergerakan harga dan ketersediaan bahan pokok di pasar.
“Kalau suplai kurang, kita segera minta Bulog atau pedagang besar mendatangkan stok tambahan agar harga tetap stabil,” katanya.
Marhabas juga menegaskan bahwa semua pasar yang dibangun atau direvitalisasi di Samarinda harus memenuhi Standar Nasional Pasar Rakyat (S&E).
“Pasar Merdeka sudah S&E, nanti disusul Pasar Harapan Baru dan Baka. Kita ingin semua pasar memenuhi standar itu,” tambahnya.
Selain pasar, Pemkot juga tengah menyiapkan beberapa lokasi baru untuk sentra kuliner, seperti di kawasan eks pembongkaran Sungai Karang Mumus dekat Masjid Baitur Rahim.
“Kita ingin masyarakat punya tempat yang khas kalau mau makan nasi kuning, pecel, atau jajanan lokal lainnya,” ujarnya.
Marhabas menegaskan, semua langkah ini dilakukan agar pertumbuhan ekonomi Samarinda tetap terjaga.
“Intinya, pemerintah ingin ekonomi rakyat bergerak, harga stabil, dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tutupnya.





