Linikaltim.id. SAMARINDA. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Andriansyah, memanfaatkan masa resesnya tidak hanya dengan bertemu dengan konstituen. Namun, juga aktif berdiskusi bersama akademisi untuk membahas isu lingkungan. Terutama soal pengelolaan sampah.
Pria yang akrab disapa Bang Aan itu mendorong pengelolaan sampah dengan memanfaatkan maggot.
“Kami sedang menyusun rencana pemanfaatan sampah organik untuk menjadi produk pakan maggot dan kompos. Karena menurut data 60 persen dari sampah berasal dari sampah organik,” ujar politikus Partai Demokrat itu pada Jumat (23/3/2025) pagi.
Maggot merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermentia illucens. Maggot sangat efektif digunakan sebagai pengurai sampah organik. Bahkan bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak di usia 15-20 hari.
Bang Aan mendiskusikan hal ini bersama para akademisi dari Teknik Lingkungan, Universitas Mulawarman (Unmul). Yaitu Ibrahim, Yunianto Setiawan, dan Iqbal Nugraha.
Ternyata, kata Bang Aan, pupuk dari sisa pakan maggot merupakan pupuk organik yang lebih berkualitas tinggi dibanding pupuk organik lainnya.
Namun, harus diakui belum pasar untuk produk maggot di Samarinda belum sepopuler seperti di kota-kota di Pulau Jawa.
“Masih kita pelajari, terutama pasar untuk Maggot ini,” kata Bang Aan.
Diskusi semacam ini merupakan giat yang menjadi konsen Bang Aan. Sebab, dari diskusi antara praktisi, akademisi, dan politisi ini diharap melahirkan gagasan yang mampu menjadi program tepat untuk diterapkan di masyakarat.
Bang Aan juga mengapresiasi masyarakat Samarinda yang sudah mulai menjalankan pemilahan sampah.
Saat ini Bang Aan juga aktif dalam konsep KUTIGA. “Sedang kami coba di dua rukun tetangga (TT). Yaitu RT 18 Perum Korpri Sempaja Lestari dan RT 48 Perum Bengkuring di Kecamatan Samarinda Utara,” bebernya.
KUTIGA adalah singkatan dari kupilah, kupilih, kuolah. Merupakan kampanye sosial yang sedang dia rancang dan digaungkan melalui akun instagram @samarindasadarsampah. (adv)