Linikaltim.id. SAMARINDA. Bencana banjir dan longsor yang menjadi langganan di Kota Tepian saat musim hujan, membuat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Andriansyah angkat bicara.
Dia menyoroti lemahnya implementasi Kelurahan Tanggap Bencana (Katana). Bahkan mengingatkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tidak hanya menjadikan program ini sebagai formalitas belaka.
“Jangan cuma diberi SK (surat keputusan,Red.) saja. Pemerintah harus mengakui mereka sebagai bagian dari sistem pemerintahan dalam hal penanggulangan bencana,” kata Andriansyah, diwawancarai tengah Juni 2025 lalu.
Politikus Partai Demokrat ini menilai, peran Katana sangat vital. Apalagi Samarinda tengah menghadapi tingginya potensi bencana. Terutama saat curah hujan tinggi.
Andriansyah mengungkapkan para relawan Katana di lapangan, kerap dia temui tanpa perlengkapan dasar. Tanpa dukungan alat dan fasilitas, ia mempertanyakan cara kerja relawan bisa bergerak efektif.
Dia juga menekankan pentingnya pendekatan dari level paling dasar keluarga. Menurutnya, penting untuk membentuk masyarakat tangguh bencana. Dimulai dari membangun keluarga yang siap menghadapi situasi darurat.
“Kalau pemerintah serius ingin membangun kota yang tahan bencana, maka Katana harus jadi prioritas. Ini bukan soal program seremonial, tapi soal nyawa dan keselamatan warga,” pungkasnya. (adv/her)
