Maswedi Tegaskan Pembangunan Kota Kehilangan Makna Jika Lingkungan Masih Semrawut

Maswedi - Anggota DPRD Samarinda. (Dok. Linikaltim.id).

Linikaltim.id. SAMARINDA. Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Maswedi, menyoroti kawasan kumuh di wilayah perkotaan Samarinda. Khususnya di kawasan Samarinda Kota dan Samarinda Ilir. Menurutnya, kemajuan pembangunan fisik di Samarinda akan kehilangan makna jika tidak diimbangi dengan penataan lingkungan yang layak.

Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu menyampaikan keprihatinannya terhadap ketimpangan pembangunan di Samarinda.

Bacaan Lainnya

Dia mencontohkan dua kemajuan Samarinda. Yaitu pembangunan fisik yang megah pada Pasar Pagi modern dan terowongan bawah tanah pertama di Kalimantan. Menurutnya, itu akan sia-sia jika wajah kota masih dihiasi kawasan kumuh.

“Pembangunan kita sudah sangat luar biasa. Tapi akan menjadi tidak terlihat manfaatnya jika kota kita masih penuh kawasan kumuh,” bebernya pada Rabu (7/5/2025).

Dia pun mendorong Dinas Permukiman dan PUPR untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar pada 2026 untuk penanganan kawasan kumuh. Khususnya penataan di bantaran sungai.

Relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai pun menjadi salah satu solusi yang diusulkan untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai ruang terbuka dan kawasan bersih kota.

Maswedi mengatakan, kawasan-kawasan kumuh umumnya justru ditemukan di pusat kota, bukan di daerah pinggiran.

Daerah seperti Samarinda Ilir dan Samarinda Kota disebut memiliki kepadatan permukiman yang tinggi dan tidak tertata. Sehingga menimbulkan lingkungan yang semrawut.

“Di pusat kota itu lah biasanya kawasan kumuh lebih terlihat. Beda dengan Samarinda Utara yang wilayahnya masih luas dan berkembang. Kumuh di kota itu sering kali karena penempatan bangunan yang dipaksakan dan tidak sesuai dengan tata ruang,” jelasnya.

Politikus dari partai NasDem ini juga menyinggung soal dampak sosial dari kawasan kumuh, seperti terganggunya aktivitas warga akibat padatnya permukiman dan bangunan liar.

Maswedi menegaskan bahwa penanganan kawasan kumuh bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga menyangkut kualitas hidup masyarakat.

DPRD Samarinda, akan terus mendorong agar program revitalisasi kawasan kumuh dimasukkan dalam rencana prioritas pembangunan. Kolaborasi antarlembaga dinilai sangat penting untuk mewujudkan lingkungan kota yang lebih layak dan tertata. (adv)

Pos terkait