SAMARINDA. Tak puas hanya menggelar aksi di depan gerbang kampus Universitas Mulawarman, ratusan mahasiswa gabungan se-Samarinda bergerak dengan aksi di depan DPRD Kaltim, Kecamatan Sungai Kunjang, Jumat (23/8/2024).
Sejak massa datang pada pukul 14.00 Wita, di bawah cuaca terik matahari, mahasiswa dan beberapa masyarakat sipil berusaha masuk ke gedung DPRD Kaltim. Namun, petugas pembinaan pengamanan dalam (pamdal) menutup rapat gerbang utama. Gedung dewan “Karang Paci” itu dijaga ketat bahkan sejak Jumat pagi.
Salah satu wakil ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, didampingi Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dan sejumlah pasukan Samapta, keluar menemui pendemo. Samsun menyampaikan akan membawa aspirasi mahasiswa Kaltim ke DPR RI terkait dengan penolakan revisi rancangan Undang-Undang Pilkada.
“Itu adalah aspirasi masyarakat Kaltim dan kami sebagai perwakilan rakyat di DPRD Kaltim tentunya menyimak secara seksama, dan memahami kegelisahan dan keresahan masyarakat terhadap kekhawatiran terjadinya hegemoni demokrasi,” sebutnya.
Dia yang merupakan fraksi PDIP Perjuangan di DPRD Kaltim itu menjelaskan, pihaknya akan mengawal aspirasi tersebut sampai nasional.
“Sudah dirasakan semua masyarakat, dan saya yakin bukan hanya di Kaltim, semua penjuru di Indonesia mengkhawatirkan demokrasi Indonesia. Kami sebagai perwakilan rakyat Kaltim akan mengawal permasalahan tersebut sampai di DPR, untuk tidak dilanjutkan. Kita harus tunduk dan patuh putusan MK, sebagai lembaga hukum tertinggi di Indonesia,” tegasnya.
Peryataan Samsun itu disambut keriuhan peserta demo yang sudah menanti mendengar pernyataan langsung dari wakil rakyat Kaltim. Namun, setelah itu bukannya membubarkan diri, massa aksi tetap berusaha masuk ke gedung dewan.
Namun, diduga ada unsur penyusup di massa aksi, dan ada yang melempar molotov ke polisi, menyebabkan dua personel Samapta Polresta Samarinda nyaris terbakar.
Polisi mengerahkan water canon untuk mencegah aksi massa yang lebih anarkis, karena massa semakin intens membakar ban di depan gerbang utama. Selain itu, waktu sudah pukul 18.00 Wita. Sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Polisi “memukul mundur” massa yang terpecah ke dua arah, ke Simpang Tengkawang dan Simpang Rapak Indah.
Di tengah pembubaran massa, ada mahasiswa diamankan. Selain itu seorang mahasiswa pingsan dilarikan ke dalam area untuk mendapatkan pertolongan.
Kombes Pol Ary Fadli menuturkan, sejak awal pihaknya tidak merespons aksi anarkis massa yang sudah melakukan pengerusakan sejumlah fasilitas gedung DPRD Kaltim.
“Pengamanan berjalan baik. Keinginan mereka sudah dipenuhi, difasilitasi tadi oleh anggota dewan yang hadir, tetapi setelah ditemui justru ada pelemparan sejumlah benda, termasuk bom molotov mengenai anggota, dan ditemukan sajam,” tegasnya.
“Untuk beberapa anggota yang terluka dalam pengobatan. Sedangkan mahasiswa yang sempat diamankan langsung dipulangkan,” ujar Ary.
Perwira melati tiga di pundak itu berharap, penyampaian aspirasi bisa lebih baik lagi, sehingga situasi aman dan terkendali.
“Harapan ke depannya sampaikan aspirasi dengan santun dan tertib, budaya itu harus dijaga, untuk menjaga Samarinda. Tentunya keamanan seluruh warga merupakan hal utama bagi kami,” pungkasnya.